Jumat, 12 Februari 2010

PARA KORUPTOR, CONTOHLAH BKM PWK CIBEUTI…! (BKM PWK Cibeuti, Dituntut Bekerja Maksimal Ditengah Biaya Operasional yang Minim)



Meskipun biaya Operasional (BOP) BKM PWK Cibeuti sangatlah minim, namun itu tidak menyurutkan tekad BKM untuk bekerja maksimal demi suksesnya program PNPM-MP di Kelurahan Cibeuti.

BOP BKM yang seyogyanya Rp. 1.500.000,- harus rela disisihkan Rp. 750.000,- untuk biaya audit BKM. Bayangkan, dengan biaya operasional hanya Rp. 750.000,- BKM harus bisa mengontrol dan mendampingi 9 kegiatan, dan memastikan program ini berjalan dengan baik. Kadang mereka harus rela berpanas-panasan berkeringat mengontrol kegiatan PNPM se-kelurahan Cibeuti dengan hanya diberi biaya transportasi Rp. 15.000,- untuk 6 orang. Belum lagi mereka kadang harus rela meninggalkan keluarga dan pekerjaan mereka untuk mengadakan pertemuan di sekretariat tanpa ada konsumsi yang memadai apalagi uang duduk yang pantas.

Belum selesai sampai disana, perjuangan para anggota BKM PWK Cibeuti dan jajarannya juga kadang diuji oleh sikap beberapa warga yang tidak puas akan keputusan BKM. BKM kadang dicaci, dimaki, bahkan diteror lewat SMS. Mungkin itu salahsatu penyebab mengapa BKM yang awalnya berjumlah 11 orang, sekarang menyusut hanya tinggal 4 orang saja yang benar benar aktif di kepengurusan BKM

Pada dana BLM sebelumnya (tahap II) BKM pun harus rela menerima dana BOP hanya sebesar Rp. 1 juta. BOP yang seyogyanya sebesar Rp. 3 juta ini harus BKM relakan untuk LPM sebesar Rp. 2 juta untuk kepentingan warga. Dengan uang Rp. 1 juta tersebut BKM harus bisa memastikan 16 kegiatan infrastruktur dan 4 kegiatan sosial berjalan dengan baik. Tidak hanya itu dengan biaya yang sangat minim tersebut BKM harus menjaga administrasi kesekretariatan tersusun rapi dan baik.

Tentu, bukan maksud kami untuk mengeluh, dan meminta biaya operasional (BOP) yang lebih Besar. Namun BKM berharap masyarakat tahu bahwa PNPM khususnya kami di BKM PWK Cibeuti itu beda. Kami bekerja benar-benar ikhlas tanpa mengharapkan apapun dari pemerintah.

Kami (BKM PWK Cibeuti) seharusnya menjadi contoh buat para oknum pejabat korup yang hanya mengharapkan imbalan uang dan kedudukan tanpa mempedulikan kepentingan rakyat. Yang hanya mau bekerja hanya apabila ada iming-iming uang dibelakangnya. Ada uang “lancar” tidak ada uang “I’m sorry, goodbye”.

Maju terus BKM PWK Cibeuti tunjukan kepada mereka para koruptor dan yang gila akan uang dan kedudukan, bahwa mereka adalah abdi negara/rakyat bukan abdi/budak uang dan kedudukan. PZA***

5 komentar:

Made Sudiara mengatakan...

Betul... betul... betul
Koruptor go to hell

Anonim mengatakan...

Semoga Mereka Malu...

Yuyun Y mengatakan...

Pak Presiden atau siapa saja...
seharusnya mereka yang diperhatikan. bukan menteri, para pejabat, dan anggota DPR saja yang gajinya naik.
Mereka ujung tombak program pemerintah harus lebih diperhatikan
TAMBAH BIAYA OPERASIONALNYA PAK... KASIHAN

Anonim mengatakan...

SETUJU PISAN

iik ganjar mengatakan...

Audit adalah proses untuk menegakkan akuntabilitas suatu lembaga, oleh karena itu saya setuju adanya proses audit terhadap BKM, namun apabila BKM harus menanggung biaya yang sangat besar (50% dari biaya operasionalnya), pasti ada yang salah.
Yang tidak kalah penting adalah akuntabilitas si auditornya itu sendiri; Siapa dia ? bagaimana kredibilitasnya ? bagaimana caranya dia mendapat tugas mengaduit BKM ?
dst... dst..

MENU

KIRIM SMS GRATIS....